MUARA MADRAS

Archive for Februari 2011

Anak SMA Kelas 2 dari INDONESIA, Baru Buat Jejaring Sosial


.



Nama situs jejaring sosialnya ZonBook yang dibuat oleh anak KEPRI(kepulauan riau) tanjung balai KARIMUN yang bernama RIOLAN, sekarang bersekolah di SMA 1 Karimun Berawal dari kejenuhannya terhadap situs jejaring sosial facebook, iseng-iseng ia menciptakan zonbook.



Cara Daftar:


ikuti langkah. di bawah ini ya...
sebelumnya Klik disini untuk mendaftar






petama-tama kamu klik gabung sekarang untuk mendaftar di zonbook.
seperti terlihat gambar di atas!


setelah itu anda disuruh untuk mengisi data atau ACOUNT anda di zonbook..
untuk lebih jelasnya anda bisa lihat contoh gambar di atas.




nah setelah pengisin data-data pribadi anda sekarang anda menjadi member di zonbook..
untuk itu anda login di zonbook. agar bisa menjadi member yang aktif. cara nya seperti terlihat gambar di atas.




nah ini anda disuruh untuk login sesuan data yang anda isi tadi!!




sekarang ada menjadi member yang aktif di zonbook. disini anda disuruh untuk menambah photo profil anda. cara nya bisa lihat gambar diatas.


Kemudian kalian add klik ini
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

saya akan jelaskan fitur-fitus yang ada di zonbook dengan gambar saja..
untuk di perbesar anda bisa mengklik gambarnya.



pesan saya " BANGGAKAN KREATIFITAS ANAK BANGSA KITA"
Terima kasih telah mengunjungi blog saya.



95 Juta Tahun Lalu, Ular Punya Kaki


.

Benar ga seh???

Lansung ke TKP ja..










Dari penelitian terbaru terhadap fosil ular yang diperkirakan telah berusia 95 juta tahun, terungkap bahwa ada dua tulang kaki kecil yang tersambung ke tulang pinggul hewan tersebut.

Seperti dikutip dari LiveScience, 10 Februari 2011, fosil yang ditemukan di Libanon tersebut berasal dari zaman di mana ular belum kehilangan tungkai belakang mereka.

Rekonstruksi tiga dimensi terhadap tulang tersebut akan segera dilakukan untuk membantu para peneliti memahami bagaimana ular berevolusi hingga kehilangan kakinya itu.

Adapun perdebatan yang menghangat di kalangan paleontologist adalah apakah nenek moyang ular berkaki itu merupakan kadal yang berenang di air atau kadal yang melata di darat.

“Sebuah tulang kaki berukuran panjang satu inci (sekitar 2,5 centimeter) terlihat pada fosil ular Libanon. Sayangnya, separuh bagian panggul ular itu terkubur di dalam batu,” kata Alexandra Houssaye, peneliti dari Museum National d’Histoire Naturelle, Paris, Perancis.

Ular yang panjangnya 19 inci (sekitar 50 centimeter) ini merupakan Eupodophis descouensi, yang merupakan satu dari tiga fosil ular yang pernah ditemukan memiliki kaki. “Membongkar batu untuk menemukan satu kaki lagi tidaklah dimungkinkan,” ucapnya.

Untuk itu, peneliti akan menggunakan teknik yang disebut sebagai synchrotron-radiation computed laminography (SRCL). Serupa dengan pemindaian medis CT scan, SRCL menggunakan sinar X untuk menggambarkan struktur internal dari sebuah objek, namun dengan resolusi 1.000 kali lebih tinggi.

Dari pemindaian, terlihat kaki yang tersembunyi di dalam batu itu bertekuk di bagian lutut. Akan tetapi, kaki itu tidak memiliki telapak dan tulang jari.

“Struktur tulang kaki yang tersimpan rapi di dalam batu ini serupa dengan struktur tulang milik kadal darat,” kata Houssaye. “Meski demikian, satu penelitian saja tidak akan bisa memastikan apakah ular ini punya nenek moyang hewan air atau hewan darat,” ucapnya.

Meski demikian, Houssaye menyebutkan, anatomi tulang milik ular itu menunjukkan bahwa evolusi telah menghilangkan kaki milik ular bukan dengan mengubah cara tulang itu tumbuh. “Kemungkinan, kaki itu tumbuh melambat atau semakin pendek,” ucapnya.

Eksperimen tersebut, menurut Houssaye, merupakan eksperimen pertama yang menggunakan teknik SRCL di dunia paleontology, dan masih banyak yang perlu dianalisa. “Langkah selanjutnya adalah menganalisa fosil tulang belakang ular lainnya, mengamati tungkai ular dan kadal hidup dan menganalisa fosil ular tertua yang pernah ditemukan,” ucapnya.

Sumber KLICK

Jadi Hacker sekarang lebih mudah


.

Symantec Corp. mengumumkan laporan terbarunya bertajuk Report on Attack Toolkits and Malicious Websites. Dari laporan tersebut diketahui bahwa perangkat untuk membuat serangan cyber kini semakin mudah ditemukan dan digunakan.

Perangkat untuk membuat serangan ini juga makin diminati oleh para penjahat tradisional yang tidak memiliki keahlian teknis dalam kejahatan dunia maya. Dengan adanya perangkat tersebut, mereka bisa lebih mandiri, terorganisir dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

“Di masa lalu, hacker harus menciptakan sendiri program penyerang mereka dari awal. Proses yang kompleks ini membatasi jumlah penyerang sehingga hanya terdiri dari sekelompok kecil penjahat cyber yang sangat terampil,” kata Stephen Trilling, Senior Vice President, Symantec Security Technology and Response.

Seperti dikutip dari Secure Computing, 8 Februari 2011, Trilling menyebutkan, toolkit serangan tersebut membuat para pemula sekalipun dapat dengan mudah memulai sebuah serangan cyber.

“Kami memperkirakan bahwa kegiatan kejahatan cyber akan meningkat,” kata Trilling. “Akibatnya, peluang orang-orang biasa yang mengakses Internet untuk menjadi korban, menjadi lebih besar,” ucapnya.

Karena serangan cyber menjadi lebih menguntungkan, popularitas toolkit untuk membuat serangan juga meningkat secara dramatis dan mengarahkan pembuat kit untuk membangun perangkat pembuat serangan yang lebih kuat dan canggih.

“Kit serangan tersebut saat ini sering dijual dengan model berlangganan dengan update berkala, beserta komponen-komponen yang memperluas kemampuan kit ini, dan layanan dukungan,” kata Trilling. “Para penjahat cyber secara rutin mengiklankan layanan-layanan instalasi, penyewaan akses terbatas ke konsol kit, dan menggunakan tool anti pembajakan komersial untuk mencegah penyerang menggunakan tool tanpa membayar,” ucapnya.

Dari data-data yang dikumpulkan oleh Symantec, beberapa toolkit pembuat serangan yang paling umum adalah MPack, Neosploit, ZeuS, Nukesploit P4ck, dan Phoenix. (sj)

sumber klick