KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan Alhamdulillah serta puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kekuatan dan rahmat-NYA jugalah penulisan makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Bulimia Nervosa” selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ermi Rabiulya,S Kep selaku pembimbing mata ajar sistem pencernaan dan berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum memuaskan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Akhir kata, penulis mohon maaf jika dalam proses penulisan makalah ini ada kesalahan. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan baru bagi para pembaca mengenai bulimia nervosa.
Jakarta,1 November 2010
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Korban masalah gangguan pola makan atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai eating disorder sudah banyak sekali, dari kelompok selebriti sampai orang biasa. Kalau enggak diobati secara serius, gangguan pola makan bisa mengakibatkan korban jiwa. Remaja, terutama remaja putri, termasuk kelompok yang rentan terhadap gangguan ini. Mungkin karena remaja berusaha untuk “gaul” dan cenderung menjadi korban mode yang menuntut seseorang langsing cenderung kurus.Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan pengaturan makanan dan berat badannya.Mereka melakukan hal-hal yang ekstrem untuk menjaga berat badannya. Ada dua gangguan pola makan, anorexia dan bulimia nervosa.
Walaupun belum diketahui secara pasti, ada berbagai teori yang menjelaskan penyebab kedua gangguan ini.
Walaupun belum diketahui secara pasti, ada berbagai teori yang menjelaskan penyebab kedua gangguan ini.
Salah satu teori menyebutkan bahwa penyebabnya adalah karena cewek-cewek merasa sangat tertekan dengan “kewajiban” untuk tampil langsing seperti yang dimunculkan oleh televisi dan majalah. Teori yang menunjuk adanya gangguan pada sebagian fungsi otak yang berkaitan dengan body image.Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah sangat berlebihan (menurut riset, rata-rata penderita bulimia nervosa mengonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam, padahal kebutuhan normal hanya 2.000-3000 kalori per hari). Kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang telah dimakannya, dengan cara memuntahkannya kembali atau dengan menggunakan obat pencahar. Di antara kegiatan makan yang berlebihan itu biasanya mereka berolahraga secara berlebihan.
Biasanya penderita tidak langsung ketahuan oleh orang lain bahwa ia menderita penyakit ini, karena berat badannya normal dan tidak terlalu kurus. Karena tidak ketahuan sehingga tidak ditangani dokter, penyakit yang sering berawal ketika seseorang masih berusia remaja ini dapat berlangsung terus sampai ia berusia empat puluhan sebelum ia mencari bantuan.
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan tentang pasien dengan bulimia nervosa.untuk memudahkan kita sebagai calon perawat dalam merawat pasien dengan bulimia nervosa.
- Tujuan
- Tujuan Umum
Di peroleh gambaran secara nyata dalam merawat pasien dengan bulimia nervosa.
- Tujuan Khusus
- Mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada klien dengan bulimia nervosa.
- Mampu melakukan masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan bulimia nervosa.
- Mampu membuat rencana tindakan keperawatan klien dengan bulimia nervosa.
- Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan bulimia nervosa.
- Mampu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah di lakukan
- Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus.
- Mampu menglidentifikasi faktor pendukung,penghambat,serta dapat mencari solusi
- Mampu mengdokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan bulimia nervosa.
BAB II
KONSEP DASAR
- Asuhan Keperawatan Bulimia Nervosa
- Pengkajian
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui anamnese dan pemeriksaan fisik.
- Anamnese
- Identitas
- Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya.
- Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi penanggung jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
- Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian. Biasanya keluhan utama yang klien rasakan jarang diungkapkan klien. Klien biasa mengungkapkan bahwa dia tidak menderita bulimia nervosa dengan tanda binge dan purge.
- Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana binge dan purge dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu menjalar binge dan purge kemana, Safety (S) yaitu posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi binge dan purge atau klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan binge dan purgetersebut.
- Riwayat kesehatan yang lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di riwayat sebelumnya, kapan waktu terjadinya, dan penangan yang dilakukan sendiri sebelum di rawat. Klien bulimia nervosa sering berfokus pada cara menyenangkan orang lain dan menghindari konflik. Klien dengan bulimia sering memiliki perilaku impulsif seperti penyalahgunaan zat dan pencurian, ansietas, depresi, dan gangguan keperibadian.
- Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakitbulimia nervosa.
- Pemeriksaan fisik
- Keadaan Umum
- Penampilan Umum
Mengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien. catat kehilangan berat badan 15% dibawah normal atau lebih. Klien bulimia nervosa dapat kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan, tetapi biasanya mendekati berat badan yang diharapkan sesuai dengan usia dan ukuran tubuhnya. Penampilan umum klien tidak luar biasa, dan klien tampak terbuka dan mau berbicara.
- Kesadaran
Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien. Klien bulimia malu dengan perilaku makan berlebihan dan pengurasan. Klien mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk menyembunyikanya dari orang lain. Klien merasa lepas kendali dan tidak mampu merubah perilaku tersebut meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang patologis.
- Tanda-tanda Vital
Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi (TPRS).
- Sistem gastrointestinal
Mengkaji tentang keadaan gigi, mulut, dan abdomen . Biasanya pada klien bulimia nervosa dapat terlihat karies gigi, lidah kotor, membran mukosa mulut kering dan perut agak cekung atau semua ini bisa tidak terlihat karena terjadi dengan dirahasiakan oleh klien.
- Pola aktivitas
- Nutrisi
Dikaji tentang intake dan output nutrisi, porsi makan, nafsu makan, pola makan dan aktifitas setelah makan kliem. Klien bulimia makan berlebihan (binge) dan melakukan pengurasan (purge). Klien mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk menyembunyikanya dari orang lain.
- Cairan
Dikaji tentang intake cairan yang berkurang dan output cairan berlebih ,keseimbangan cairan dan elektrolit (natrium, kalsium, albumin), turgor kulit tidak elastis dan membran mukosa kering.
- Aktivitas
Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan mengatur pola makan binge,mencegah terjadinya pengurasan (purge) dan kekuatan otot. Hal membuat klien dapat cepat lelah karena kekurangan asupan nutrisi dan cairan yang cukup.
- Aspek Psikologis
Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati klien. Klien yang mengalami gangguan makan mempunyai mood yang labil, biasanya berhubungan dengan perilaku makan atau diet klien. Menghindari makanan yang “buruk” atau makanan yang menggemukkan memberi klien perasaan kuat dan kendali terhadap tubuhnya, sedangkan makan berlebihan atau pengurasan menimbulkan ansietas, depresi, dan perasaan lepas kendali. Klien sering tampak sedih, cemas, dan khawatir.
Klien bulimia nervosa pada awalnya senang dan gembira, seolah-olah tidak ada yang salah. Wajah yang menyenangkan biasanya hilang saat klien menunjukan perilaku makan berlebihan dan pengurasan, dan klien mungkin menunjukan emosi yang intens tentang perasaan bersalah, malu, dan memalukan. Klien merasa lepas kendali dan tidak mampu merubah perilaku tersebut meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang patologis.
Hal ini menebabkan klien bulimia nervosa menjalini hidup yang rahasia, dengan diam-diam melakukan makan yang berlebihan dan pengurasan dibelakang teman dan keluarga klien. Jumlah waktu yang diluangkan untuk membeli dan memakan makanan dan kemudian melakukan pengurasan dapat mengganggu performa peran baik di rumah maupun di lingkungan.
- Aspek penunjang
- Hasil pemeriksaan Laboratorium
- Na : 135 -145 mEq/L
- Ca: 4-5 mEq/L
- K : 3.5 – 5.3 mEq/L
- Diagnosa Keperawatan
- Ketidakefektifan koping individu
- Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rangsangan muntah sendiri, penggunaan laktasif berlebihan.
- Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak wajar.
- Risiko kerusakan integritas kulit b.d. gangguan nutrisi/ status metabolik, dehidrasi.
- Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d. kurang mengenal informasi tentang kondisi, keterampilan koping tak adaptif.
- Intervensi Keperawatan
No. | Dignosa keperawatan | Tujuan & Kriteria Hasil | Intervensi | Rasional |
1. | Ketidakefektifan koping individu | Setelah dilakukan tindakan keperwatan 4 x 24 jamketidakefektifan koping individu dapat terpenuhi. KH :
|
|
|
2. | Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kekurangan volume cairan tubuh dapat terpenuhi. KH :
hasil laboratorium : Na: 135 -145 mEq/L, Ca: 4-5 mEq/L, K : 3.5 – 5.3 mEq/L |
|
|
3. | Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rangsangan muntah sendiri, penggunaan laktasif berlebihan | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat terpenuhi. KH :
|
Awasi pemeriksaan laboratorium, antara glukosa serum, albumin dan total protein |
Untuk mencegah kekurangan nutrisi |
4. | Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak wajar | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam gangguan citra tubuh dapat terpenuhi. KH : - Klien menyatakan penerimaan dirinya sendiri - Klien mampu beradaptasi terhadap perubahan - Klien mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup - Klien dapat berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah terjadi - Klien dapat berpartisipasi dalam Tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi |
|
|
5. | Risiko kerusakan integritas kulit b.d. gangguan nutrisi/ status metabolik, dehidrasi. | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam risiko kerusakan integritas dapat terpenuhi. KH :
|
|
|
6. | Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d. kurang mengenal informasi tentang kondisi, keterampilan koping tak adaptif | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan dapat teratasi. KH :
|
|
|
- Pelaksananaan Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan Pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Fase implementasi atau pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu validasi rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawatan, dan pengumpulan data.
- Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dan melibatkan pasien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, petofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak, dan untuk melakukan pengkajian ulang.
PEMBAHASAN
- Uraian Kasus
Nn. R (18 tahun) dibawa ibunya ke poliklinik. Ibu mengatakan khawatir karena Nn. R terlihat semakain kurus, padahal menurut ibu Nn. R makan sangat banyak sekali melebihi orang dewasa yang lain. Kemarin ibu melihat Nn. R muntah-muntah setelah makan yang banyak. Ibu takut Nn.R mengalami penyakit tertentu. Di kamar klien ditemukan obat pencahar, klien mengakui sering meminum obat tersebut. Perawat melakukan pengkajian dan didapatkan data TB 165 cm, BB 46 kg, TD: 100/60mmhg, N: 80x/mnt, P: 16x/mnt, S: 36,5C. Klien terlihat pucat, mukosa mulut kering. Klien mengakui kebiasaan makannya yang banyak dan sengaja memuntahkannya, klien ingin mencapai berat badan yang ideal karena menurut klien saat ini badannya gemuk.
- Asuhan Keperawatan
- Pengkajian
- Data Fokus
DS :
- Ibu klien mengatakan khawatir karena klien terlihat semakain kurus
- ibu klien mengatakan klien makan sangat banyak sekali melebihi orang dewasa yang lain. ibu klien mengatakan melihat klien muntah-muntah setelah makan yang banyak.
- Ibu klien mengatakan takut klien mengalami penyakit tertentu.
- klien mengatakan sering meminum obat pencahar.
DO :
- TTV : TB 165 cm, BB 46 kg, TD: 100/60mmHg, N: 80 x/mnt, P: 16 x/mnt, S: 36,5C
- Klien terlihat pucat
- mukosa mulut kering
- Analisa data
No | Data | Masalah | Etiologi |
1. | DS :
DO :
DT :
| kekurangan volume cairan tubuh | Output yang berlebih |
2. | DS :
DO :
IMT : 16,54 m
DT:
| Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh | Rangsangan muntah sendiri, penggunaan laktasif berlebihan |
3. | DS :
DO : DT :
| Gangguan citra tubuh | Rasa takut kegemukan yang tidak wajar |
- Diagnosa Keperawatan
- Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rangsangan muntah sendiri, penggunaan laktasif berlebihan.
- Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak wajar.
3. intervensi Keperawatan
1. | Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kekurangan volume cairan tubuh dapat terpenuhi. KH :
hasil laboratorium : Na:135 -145 mEq/L, Ca: 4-5 mEq/L, K : 3.5 – 5.3 mEq/L |
|
|
2. | Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rangsangan muntah sendiri, penggunaan laktasif berlebihan | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat terpenuhi. KH :
|
|
|
3. | Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak wajar | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam gangguan citra tubuh dapat terpenuhi. KH : - Klien menyatakan penerimaan dirinya sendiri - Klien mampu beradaptasi terhadap perubahan - Klien mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup - Klien dapat berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah terjadi - Klien dapat berpartisipasi dalam Tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi |
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Chandrasoma, Parakrama. 2005. Ringkasan Patofisiologi Anatomi Edisi 2. Jakarta: EGC.
Doenges, Marilynn E. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta: EGC.
Tucker, Susan Martin, at all. 1998. Standart Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. Jakarta: EGC.
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Stuart, Gail Wiscarz. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.
Townsend, Mary C. 1998. Buku Saku Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri: Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Purwa, Sandi. 15 September 2010. askep-askeb-kita.blogspot.com/
Menita, Sherli. 20 Oktober 2010.
Posting Komentar