1) Konsep Dasar
1. Pengertian
a) Persalinan adalah serangkaian kegiatan yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari ibu (Nurbayani 2006).
b) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Nurbayani 2006 ).
c) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi janin dari urin yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan/tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Bagus, Ida 1998.
2. Jenis-jenis persalinan
a) Persalinan Spontan
bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan tenaga ibu sendiri
b) Persalinan Buatan
bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
c) Persalinan anjuran
Bila kekukatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan. ( Bagus, Ida. 1998 )
3. proses terjadinya persalinan
ada dua hormone yang dominan saat hamil :
1. Estrogen
• Meningkatkan sensitifitas otot rahim
• Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan desitosin, rangsangan prostaglanin, rangsangan mekanis
2. Progesterone
• Menurunkan sensitifitas otot rahim
• Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglanin, rangsangan mekanis.
• Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi. ( bagus, Ida. 1998)
4. Faktor esensial persalinan
ada lima factor esensial yang mempengaruhi proses persalinan dan kelahiran :
a) Passager (Janin, palsenta dan tali pusar)
b) Passage way (Jalan lahir)
c) Power (kekuatan mendorong janin)
d) Posisi ibu
e) Pshychologic respon (respon psikologis)
(bobak, lowdernik, zensen. 2004)
5. Tahap persalinan
Proses persalinan normal yang berlangsung sangat spontan terdiri dari :
1. Kemajuan teratur kontraksi uterus
2. Penipisan dan dilatasi serviks yang progresif
3. Kemajuan penurunan bagian persentase
ada 4 tahap persalinan yang dikenal :
a) Tahap pertama
tahap pertama dalam persalinan dibagi dalam tiga bagian :
1. Fase laten
selama fase laten effacement lebih banyak mengalami kemajuan dari pada penurunan janin.
2. Fase aktif
3. Fase transisi
selama fase aktif dan transisi dilatasi serviks da penururnan bagian persentasi berlangsung lebih cepat.
b) Tahap kedua
Tahap kedua persalinan berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai janin lahir. Friedman (1978) memberi batas lengkap atas statistik untuk tahap pertama dan tahap kedua persalinan :
Nultipara Multipara
Tahap Pertama
Fase laten 20 jam 14 jam
Fase aktif 1,2 cm/jam 1,5 cm/jam
Tahap Kedua 2 jam 1,5 jam
c) Tahap ketiga
Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir. Plasenta biasanya lepas setelah tiga atau empat kontraksi uterus yang kuat yakni setelah bayi lahir. Plasenta harus dilahirkan pada kontraksi uterus berikutnya. Namun kelahiran plasenta setelah 40 – 60 menit masih dianggap normal.
d) Tahap ke empat
Tahap ke empat persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira 2 jam setelah plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika homeostatis berlangsung dengan baik.
(babak. Lowder milk. Jensen. 2004)
6. mekanisme persalinan
mekanisme persalinan terdiri dari :
• Engagement
Proses masuknya kepala janin melalui PAP dalamkeadaan :
a. Sinklitismus : jika sutura segitalis sejajar denagn transveksa PAP, tepat diantara simpisis publis dan promontorium, 05 parietal depan dan belakang sama rendahnya
b. Ansyklitismus : jika sutura segitalis agak kebelakang mendekati promotorium, agak kedepan mendekati simfisis
c. Ansyklitisme anterior : jika sutura sagitalis mendekati promotorium, 05 parietal depan lebih rendah dari 05 parietale belakang
d. Ansyklitisme posterior : jika sutura sagitalis mendekati simfisis pubis, 05 parietal belakang lebih rendah dari 05 parietale depan
• penurunan
adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul
• fleksi
segera setelah kepaal yang turun tertahan oleh serviks,dinding panggul, dalam keadaan normal fleksi trejadi dan dagu di dekatkan kea rah dada janin.
• Eksetensi
Saat kepala janian mencapai perineum, kepala janin akan defleksi kearah anterior oleh perineum.
• Putaran paksi luar (resusitasi)
Stelah kepala bayi lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi yang sama denagn bahu.
• Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat keatas tulang pubis ibu dan badan bayi dikeluarkan dengan fleksi lateral kea rah simpisis pubis. Ketika seluruh tubuh keluar, persalinan bayi selesai. ( Nurbayani 2006 )
7. Gambaran Perjalanan Persalinan Secara Klinis
I. Tanda persalinan sudah dekat
a) Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada Primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP yang disebabkan :
• kontraksi braxton hicks
• ketegangan dinding perut
• ketegangan ligamentum vofundum
• gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil
• tenaga ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang.
• Dibagian bawah terasa sesak
• Terjadi kesulitan saat berjalan
• Sering miksi
b) Terjadinya his permulaan
Sifat his permulaan
• Rasa nyeri ringan dibagian bawah
• Datangnya tidak teratur
• Tidak ada perugtan pada serviks atau pembawa tanda
• Durasinya pendek
• Tidak bertambah bila beraktivitas
II. tanda persalinan
1. terjadinya his persalinan, mempunyai sifat :
pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah
2. pengeluaran lendir dan darah
pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis serviaklis lepas.
Terjadi pendarahan karena kapiler pembuluh darah merah.
3. pengeluaran cairan
pada beberapa kasus tadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan . sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap., dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
III. pembagian tahap persalinan
1. kala I
kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Lamanya kala I untuk primigravida 12 jam sedang multigravida 8 jam.
2. kala II
atau kala pengeluaran janin
3. kala III (pelepasan uri)
lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda dibawah ini :
uterus menjadi bundar
uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim
tali pusar bertambah panjang
terjadi perdarahan.
4. kala IV ( observasi )
observasi yang dilakukan :
tingkat kesadaran penderita
pemeriksaan TTV : TD, N, dan pernafasan
kontraksi uterus
terjadinya pendarahan
pendarahan dianggap masih normal jika jumlahnya melebihi 400 – 500 cc.
IV. pimpinan persalinan
1. kala I
melakukan pemeriksaan TD, N, suhu dan pernafasan berkala 2 – 3 jam
pemeriksaan DJJ setiap ½ sampai 1 jam.
Memperhatikan keadaan kandung kemih agar selalu kosong
Parturien tidak diperkenankan megejan.
2. kala II
pimpinan kala II merupakan tugas terberat karena :
setiap saat dapat terjadi bahaya terhadap ibu dan janin.
Diperlukan kemampuan melakukan pimpinan persalinan dengan jalan mengkoordinasikan kekuatan his dan mengejan.
Menanamkan kekuatan moril kepada parturien sehingga dapat menyaksikan tugas melahirkan bayi dengan selamat.
Melakukan observasi agar diketahui bahaya yang mengancam.
Kesiapan mengambil tindakan pertolongan darurat yang tepat.
3. kala III
Pengawasan terhadap pendarahan
Memperhatikan benda plasenta lepas.
Melakukan pertolongan pengeluaran plasenta.
4. kala IV ( observasi )
kesadaran penderita
pemeriksaan :
TD, nadi pernafasan dan suhu
kontraksi rahim
pendarahan yang mungkin terjadi, luka episiotomi
bayi yang telah lahir dibersihkan diletakkan disamping ibunya agar dapat memulai pemberian ASI
observasi selama 2 jam dengan interval tiap jam ( bagus, Ida. 1998 )
B. KONSEP KEPERAWATAN
KALA I
a) PERSALINAN : TAHAP I FASE LATEN
PENGKAJIAN DASAR DATA KLIEN
INTEGRITAS EGO
Dapat cemas / senang
Nyeri/ketidaknyamanan
Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi, keparahan
Kontraksi ringan masing-masing 5 – 30 menit, berakhir 19 – 30 detik
Keamanan
Irama jantung janin paling baik terdengar pada umbilicus
Seksualitas
Membran mungkin tidak pecah
Serviks dilatasi dari 0 – 4 cm
DIAGNOSA KEPERAWATAN KALA I
1. Ansietas, Resiko Tinggi Terhadap
Factor resiko dapat meliputi : krisis situasi,transmisi intrepersonal
Kemungkinan dibuktikan : (tidak dapat diterapkan, gejala dan tanda menentukan diagnosa )
Hasil yang diharapkan klien : - melaporkan ansietas
pada tingkat dapat diatasi
- tampak rileks sesuai persalinan
INTERVENSI
a. Berikan perawatan primer/dukungan professional intrapartum kontinu sesuai indikasi
R/ kontinuitas perawat dan pengkajian dapat U stress.
b. Kaji tingkat dan penyebab ansietas.
R/ ansietas memperberat persepsi nyeri, mempengaruhi teknik koping.
c. Pantau (TD) dan nadi sesuai indikasi.
R/ stress mengaktifkan system adrenokortikal hipofisis – hipotalamik, yang meningkatkan refensi dan resorpsi natrium dan air.
d. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut
R/ stress, rasa takut dan ansietas mempunyai efek yang dalam pada proses persalinan.
e. Tingkatkan privasi dan penghargaan terhadap kesopanan.
R/ orang pendukung MGK tidak diinginkan ada saat klien diperiksa
2. Kurang Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) Mengenai Kemajuan Persalinan.
Dapat berhubungan dengan : kurang pemajanan/kesalahan interpretasi informasi
Kemungkinan dibuktikan : pernyataan salah konsep
Hasil yang diharapkan : berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
INTERVENSI
a. Kaji persiapan, tingkat pengetahuan klien
R/ membantu menentukan kebutuhan akan informasi
b. Berikan informasi tentang prosedur dan kemajuan persainan normal
R/ pendidikan antepartul dapat memudahkan persalinan dan proses kelahiran.
c. Diskusikan pilihan untuk perawatan selama proses persalinan/kelahiran
R/ perlu untuk klien dalam berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan.
3. kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap
factor resiko dapat meliputi : peningkatan kehilangan
(misalnya, pernapasan mulut) kemungkinan dibuktikan : tidak diterapkan tanda dan gejala
hasil yang diharapkan : mengungkapkan kesadaran tentang
kemampuan sendiri.
INTERVENSI
a. Catat usia klien dan adanya pasangan
R/ koping negative dapat mengakibatkan peningkatan ansietas dimana kasus – kasus memerlukan obat - obatan
b. dukung klien /pasangan selama kontraksi dengan menguatkan tehnik pernapasan dan relaksasi
R/ menurunkan ansietas dan memberikan distraksi, dapat memblok persepsi impuls
c. buat hubungan dan perilaku menerima tanpa menghakimi.
R/ memudahkan kerja sama; memberikan kesempatan pada klien untuk meninggalkan pengalaman perasaan positif
d. diskusikan jenis analgesic regional/sistematik atau anestesi
R/ membantu klien membuat pilihan persetujuan tentang metode untuk menghilangkan nyeri.
e. Diskusikan pemberian sedative seperti sekobarbital
R/ barbitural dapat diberikan selama persalinan
b) PERSALINAN : TAHAP I FASE AKTIF
PENGKAJIAN DASAR DATA KLIEN
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Dapat Menunjukan Bukti Kelelahan
INTEGRITAS EGO
Dapat tampak lebih serius dan terhanyut pada proses persalinan.
Nyeri/Ketidak Nyamanan
Kontraksi sedang, terjadi setiap 2,5 – 5 mm dan berakhir 30 – 45 dtk
Kemanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat pada posisi verteks.
Seksualitas
Dilatasi serviks dari kira-kira 4 sampai 8 cm (1,5 cm/jam multipara, 1,2 cm/jam nulipara). Perdarahan dalam jumlah sedang.
Janin janin turun + 1- +2 cm dibawah tulang iskial.
Diagnosa keperawatan : Nyeri (AKUT)
Dapat berhubungan dengan : dilatasi jaringan/hipoksia, tekanan pada jaringan sekitar stimulasi ujung saraf parasimpatis dan simpatis
Kemungkinan dibuktikan oleh : pengungkapan, perilaku distraksi (gelisah), tegangan otot.
Hasil yang diharapkan : mengidentifikasi/ menggunakan teknik untuk mengontrol nyeri/ketidak nyamanan.
Klien akan : melaporkan ketidak nyamanan minimal.
INTERVENSI
a. Kaji derajat ketidaknyamanan melalui isyarat verbal dan non verbal; perhatikan pengaruh budaya pada respons nyeri.
R/ tindakan dan reaksi nyeri adalah individual dan berdasarkan pengalaman masa lalu, memahami perubahan psikologis, dan latar belakang budaya.
b. Bantu dalam penggunaan teknik pernapasan/relaksasi yang tepat dan pada massage abdomen
R/ dapat memblok impuls nyeri dalam korteks serebial melalui respons kondisi dan stimulasi ikutan.
c. Bantu tindakan kenyamanan (misalnya, gosokan punggung kaki, tekanan sacral, istirahat punggung, perawatan perineal, dan pertukaran linen).
R/ meningkatkan relaksasi dan hygiene; meningkatkan perasaan sejahtera.
d. Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1 – 2 jam. Parpasi di atas simfisis pubis untuk menentukan distensi, khususnya setelah blok saraf.
R/ mempertahankan kandungan kemih bebas distensi, yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan mengakibatkan kemungkinan trauma. Mempengaruhi penurunan janin dan memperlambat persalinan.
e. Berikan informasi tentang ketersediaan analgesia respons/efek samping biasanya (klien dan janin). Dan durasi efek analgesic pada lampu atau situasi penyerta.
R/ memungkinkan klien membuat pilihan persetujuan tentang cara pengontrolan nyeri.
Diagnosa keperawatan : eliminasi urin, perubahan
Dapat berhubungan dengan : perubahan masukan, perpindahan cairan, perubahan hormonal, kompresi mekanik kandungan kemih, efek –efek anesthesia regional,
Kemungkinan dibuktikan oleh : perubahan jumlah/frekuensi berkemih, dorongan berkemih retensi, urin, perlambatan kemajuan persalinan.
Hasil yang diharapkan : mengosongkan kandung kemih dengan
tepat. Klien akan : bebas dari cedera kandung kemih.
INTERVENSI
a. Palpasi di atas simfisis pubis
R/ mendeteksi adanya urin dalam kandung kemih dan derajat kepenuhan
b. Catat dan bandingkan masukan keluaran, catat jumlah, warna konsentrasi dan berat jenis urin.
R/ keluaran harus kira-kira sama dengan masukan.
c. Anjurkan upaya berkemih yang sering, sedikitnya setiap 1 – 2 jam.
R/ tekanan dari bagian presentasi pada kandung kemih sering menurunkan sensasi dan mengganggu pengosongan komplet.
d. Posisi klien tegak, alirkan air dari kran, cucurkan air hangat di atas perineum atau biarkan klien menipu melalui sedotan
Posting Komentar